Oleh Zanuarifki Taufikurohman
Anugrah paling luar biasa yang bisa dihancurkan adalah kemalasan – Michel De Montaigne
Pengembangan potensi desa mulai
digalakan secara besar-besar antara pada tahun 2013 sampai tahun 2014. Hal ini
dapat dilihat bagaimana keseriusan pemerintah pusat membuat rancangan
undang-undang desa yang kemudian disahkan pada akhir tahun 2014. Berbagai persiapan yang galakan oleh pemerintah mulai
dari sosialisasi sampai pada penyiapan dana setiap desa untuk melakukan
pengembangan dalam berbagai bidang. Dengan berjalannya waktu memang tidak semua
desa mampu mengelola secara maksimal. Dapat dilihat banyak berbagai
permasalahan yang memicu ketidakmaksimalan tersebut, salah satunya pada sumber
daya manusia. Tenaga dalam berbagai desa yang ada di Indonesia pada umumnya
dipegang oleh generasi yang sudah tidak produktif dan hanya dapat menjalankan
progam yang setiap tahunnya tetap sama. Tidak ada pembaharuan dan inovasi baru,
bahkan terkadang banyak dimaknai hanya sekedar pada proyek.
Pada proses pembangunan desa,
tidak bisa terlepas dari melihat potensi dari setiap desa. Seperti halnya
sumber daya manusia dan sumber daya alamnya. Jika sumber daya alam pada sebuah
desa sangat melimpah, akan sia-sia jika tidak diikuti dengan kemajuan pada
sumber daya manusia tersebut. Dengan paradigma pembangunan saat ini yang
menempatkan manusia sebagai sumber daya potensial, maka sesungguhnya pembangunan
desa mendapatkan tantangan yang nyata dalam bentuk upaya-upaya pengembangan
kearah pemberdayaan sumber daya potensial tersebut untuk menjadi sumber daya
yang terbaru dan kongkrit. Pada umumnya masyarakat di desa adalah sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola sumber daya alam,
modal dan teknologi tentunya juga memiliki kemampuan untuk memimpin dan
mengorganisir.
Dalam mengembangkan potensi
pemuda desa juga tak terkecuali dari peran organisasi pemuda yaitu Karang Taruna
sebagai peran generasi muda yang produktif. Peningkatan keahlian dan
keterampilan sumberdaya manusia sebenarnya juga dapat dikembangkan diluar jalur
formal. Banyak cara untuk mengembangkan kemampuan pada setiap masyarakatnya. Salah
satunya dengan cara mengikuti program-program taman baca masyarakat pada setiap
desa karena dengan hal tersebut masyarakat maupun pemuda desa harapannya menjadi
masyarakat yang sadar membaca dan menulis. Dengan memberdayakan dan
mengembangkan Karang Taruna melalui berbagai pendekatan, terutama menjadi pendamping
untuk turut membantu menghapuskan buta huruf, tentu akan dapat mewujudkan
masyarakat dengan sumberdaya manusia yang berkualitas dan kreatif.
Potensi yang tinggi pada
sumberdaya dalam menuntun pembangunan dengan tingkat kesejahteraan meningkat
adalah kelembagaan sosial yang berdaya, memiliki pengetahuan dan pemahaman,
berpikir kritis, dan memiliki solusi untuk memecahkan permasalahan pada
masyarakat. Sebanyak apapun kekayaan alam dan jumlah penduduk yang ada, jika
kreatifitas manusia dan kualitas kelembagaan yang kurang maka akan terjadi
kesia-siaan. Sedangkan modal dan teknologi akan bergantung pada cara manusia
mambuat kesinambungan dan berjalan selaras dengan faktor manusia itu sendiri.
Berbagai kreatifitas dapat
dikembangkan dalam banyak hal diberbagai bidang seperti dalam bidang sosial,
bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang teknologi, bidang ekonomi kreatif
kerakyatan, dan bidang kebudayaan. Dalam bidang sosial masyarakat sebagai bekal
untuk mengembangkan komunitas. Hal ini digunakan untuk melatih potensi keterampilan
yang dimiliki, seperti halnya mengikuti berbagai kegiatan atau forum-forum
diskusi dalam tingkat desa. Mengoptimalkan pemberdayaan dalam kreatifitas
membaca. Di bidang kesehatan juga turut berpartisipasi dalam sosialisasi betapa
pentingnya kesehatan lingkungan masyarakat. Kesadaran mengenai kebersihan,
membuat menu sehat dalam keluarga maupun dalam meningkatkan menanam tanaman
hijau. Di tambah mengenai kesadaran menanam tanaman obat keluarga atau biasa
disebut dengan tanaman toga. Di bidang pendidikan merupakan salah satu
penggerak utama untuk meningkatkan kapasitas masyarakat yang secara non formal
ikut ambil bagian dalam pendapingan setiap kegiatan yang mendukung memberantas
kebuta-aksaraan. Ini yang menjadi tantangan terberat dari generasi produktif
karena mereka akan secara langsung membuat sebuah ruang yang lebih kreatif dan
menarik. Tidak membosankan karena minat dari masyarakat yang berbeda-beda. Berbagai
metode akan diuji coba sebelum diterapkan. Mereka akan berpikir berbeda atau out of the box, keluar dari kebiasaan
pendidikan lama.
Di bidang teknologi, generasi ini
seharusnya menjadi lebih mudah untuk mengoperasikan setiap mesin yang digunakan
untuk membantu pekerjaan masyarakat desa. Tidak melulu sebagai konsumen seperti
mengonsumsi sosial media internet yang hari ini gerenasi muda menjadi candu
akan hal tersebut. Pengetahuan teknologi generasi produktif akan membuat
masyarakat menjadi mudah mengakses sebuah informasi secara cepat dan mudah.
Dengan kata lain, dapat pula mengenalkan desa mereka di ruang informasi dunia.
Dengan teknologi hari ini seharusnya mengupayakan supaya masyarakat desa tidak
terkungkung. Bidang ekonomi kreatif kerakyatan generasi produktif mempunyai
tugas dalam mengembangkan perekonomian desa. Memberikan kreatifitas dalam karya
apapun untuk dapat digunakan secara massal yang mempunyai misi ekonomi
kerakyatan. Minimal bahwa modal yang terdapat di desa tidak terbuang
percumah. Di bidang kebudayaan, secara
partisipasi turut ambil bagian dalam melestarikan budaya lokal. Tidak
terhegemoni dengan budaya konsumerisme, karena banyak sekali pemuda-pemuda pada
era milenium ketiga menjadi korban pada budaya tersebut. Menjaga kearifan
budaya lokal merupakan cara untuk mengembalikan masyarakat desa pada poros
utamanya. Generasi produktif sudah semestinya membuat budaya baru pada era
mereka, semisal budaya baca.
Ke enam aspek tersebut tidak dapat
terpisahkan atau berdiri masing-masing karena keenamnya sangat mungkin saling
berkaitan. Pembagian ini hanya untuk mempermudah bagi generasi produktif untuk
melakukan atau menjalankan program mereka nantinya. Tentunya, dalam melakukan
pengembangan wilayah dengan mengutamakan potensi lokal yang didukung oleh keterlibatan
langsung dari masyarakat akan mampu memberikan manfaat secara signifikan dalam
meningkatkan capaian untuk menjadi desa kreatif.
Generasi Produktif Adalah Kunci Untuk Membangun Desa Kreatif
Reviewed by Pandai Cendekia
on
10:10 PM
Rating:

No comments: